Tuesday, March 12, 2019

Jenis-Jenis Insan Purba

1. Meganthropus Paleojavanicus
Fosil Meganthropus Paleojavanicus ditemukan oleh Von Koenigswald di Sangiran, lembah Bengawan Solo pada tahun 1936-941. Fosil ini berasal dari lapisan pleistosen bawah. Meganthropus diperkirakan hidup 1-2  juta tahun yang lalu. Meganthropus mempunyai tubuh yang tegap dan rahang yang besar dan kuat. Mereka hidup dengan cara mengumpulkan masakan (food gathering) masakan mereka utamanya berasal dari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Sebagian andal menganggap bahwa Meganthropus bergotong-royong merupakan Pithecanthropus dengan tubuh yang besar.

Ciri-ciri :
-         Tulang pipi tebal
-         Kening menonjol
-         Tidak mempunyai dagu
-         Geraham besar
-         Badan tegap
-         Bentuk muka diduga masif
-         Rahang bawah sangat tegap
-         Gigi berebentuk homonin
-         Memakan tumbuh-tumbuhan
-         Otot-otot kunyah sangat kukuh
-         Kepala potongan belakang sangat menonjol
-         Permukaan kunyah tajuk terdapat banyak kerut

2. Pithecanthropus   
  
Pada tahun 1890 di Desa Trinil, tepatnya di kawasan Ngawi, telah ditemukan fosil berupa tulang rahang, tulang geraham, dan potongan tulang rahang kiri, serta tengkorak potongan atas. Diperkirakan ia hidup pada masa pleistosen awal, tengah dan tamat 2 juta tahun yang lalu. Fosil yang diperkirakan sebagai insan purba Indonesia ini ditemukan oleh Dr. Eugene Dubois. Temuan fosil tersebut diberi nama pithecanthropus erectus.Pithecanthropus erectus sendiri berasal dari kat pitheca : kera, anthropus : manusia, erectus : berdiri.  Sehingga pithecanthropus erectus berarti insan monyet yang bangun atau berjalan tegak.
Secara umum pithecanthropus erectus mempunyai cirri-ciri sebagia berikut :
1)    Tinggi berkisar 165-180 cm.
2)   Berat tubuh antara 30-150 kg.
3)   Anggota tubuh tegap.
4)   Dahi miring ke belakang.
5)   Tonjolan kening sangat nyata.
6)   Alat kunya besar.

a) Pithecanthropus Mojokertensis

Fosil Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan oleh Von Koenigswald di desa Perning, Lembah Bengawan Solo Mojokerto, Jawa Timur pada lapisan Pleistosen Bawah. Temuan tersebut berupa fosil bawah umur berusia sekitar 5 tahun. Makhluk ini diperkirakan hidup sekitar 2,5 hingga 2,25 juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Mojokertensis Berbadan tegap, mukanya menonjol ke depan dengan kening yang tebal dan tulang pipi yang kuat.

b) Pithecanthropus Robustus

Fosil jenis ini ditemukan oleh Weidenreich dan Von Koenigswald pada tahun 1939 di Trinil, Lembah Bengawan Solo. Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen Bawah. Von Koenigswald menganggap fosil ini sejenis dengan Pithecanthropus Mojokertensis.

c) Pithecanthropus Erectüs

Fosil jenis ini ditemukan oleh Eugene Dubois di desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur, pada tahun 1890 berasal dari lapisan Plestosen Tengah. Mereka hidup sekitar satu juta hingga satu setengah juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Erectus berjalan tegak dengan tubuh yang tegap dan alat pengunyah yang kuat. Volume otak Pithecanthropus mencapai 900 cc. Volume otak insan modern lebih dari 1000 cc, sedangkan volume otak monyet hanya 600 cc.

3. Homo

1. Homo Mojokertensis

Selain di Wajak dan di Solo, Mojokerto juga menyumbangkan fosil insan purbabagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Diperkirakan hidup ribuan tahun lalu. Berbeda dengan di tempat lain, fosil yang ditemukan di Perning Mojokerto ini berupa tegkorak anak-anak.
 Penemunya ialah Cokro Handoyo dengan Duyfies (Belanda).
Adapun cirri-ciri Homo mojokertensis ialah sebagai berikut :
a)    Berbadan tegap.
b)   Otot tengkuk sangat kuat.

3. Homo Sapiens
Jenis kaum homo yang ini telah mempunyai bentuk tubuh yang sama dengan insan kini dan juga mempunyai sifat menyerupai insan kini tetapi masih mempunyai Kehidupan yang sangat sederhana, dan tentunya hidup mengembara(nomaden). Jenis Kaum

Homo sapiens yang ditemukan di Indonesia ada 8 yaitu:
- homo Sapiens Wajakensi
- homo Soloensis
- homo Florensiensis

Jenis-jenis fosil homo di Indonesia, di antaranya :
1)     Homo wajakensis

Penemu dari fosil ini ialah Dr. Eugene Dubois, pada tahun 1889 di Desa Wajak Tulung Agung. Karena ditemukan di Wajak inilah, fosil insan purba ini bernama Homo wajakensis. Ia hidup 40-25 ribu tahun  yang lalu. Dilihat dari cirri-cirinya, Homo wajakensis menampakkan cirri yang tidak sama dengan fosil insan purba di Indonesia oada umumnya. Bahkan ia lebih mendekati cirri bangsa Uustroid., ang menurunkan Bangsa Australia.
Adapun ciri-ciri dari Homo wajakensis ialah sebagai berikut :
a)    Cara berjalan dengan bangun tegak, sudah lebih tepat jikalau dibandingkan dengan Pithecanthropus erectus.
b)   Muka tidak begitu menonjol ke depan (tetapi jikalau dibandingkan dengan insan sekarang, ia lebih menonjol).
c)    Tulang dahi dan potongan belakang tengkorak sudah membulat dan tinggi.
d)   Alat pengunyah rahang, gigi dan otot tengkuk sudah sudah mengecil.

2)    B. Homo soloensis

Di Ngandong Solo, pada tahun 1931-1934, Ter Haar dan Ir. Opennorth, menemukan fosil insan purba berupa insan tengkorak. Hasil oenemuan tersebut diteliti oleh Von Koeningswald dan Weidenreich. Dari analisa yang dilakukan, disimpulkan bahwa insan purba jenis ini tingkatannya lebih tinggi dibandingkan pitethecanthropus.
Adapun cirri-ciri Homo Soloensis (manusia solo) ialah sebagai berikut :
a)    Tubuhnya sedikit lebih tinggi dan lebih tegak dibandingkan denag Pithecanthropus erectus.
b)   Isi tengkorak lebih besar
3)   Tonjolan kening tidak begitu besar


C. Homo Florensiensis


Pada tahun 2003 para ilmuan dari Australiadan Indonesia melaksanakan penggalian di gua Liang Bua, Flores. Mereka berhasil menemukan fosil tengkorak insan purba yang mempunyai bentuk mungil atau hobbit. Manusia purba yang ditemukan di gua Liang Bua tersebut kemudian diberi nama Homo Florensiensis. Ukuran insan ini tidak lebih besar dari bawah umur usia 5 tahun. Ia diperkirakan mempunyai tinggi tubuh 100cm dan berat tubuh 30kg. Selain itu mereka sudah berjalan tegak dan tidak mempunyai dagu. Manusia purba ini hidup di kep. Flores sekira 18 ribu tahun lalu.

No comments:

Post a Comment